Jumat, 28 November 2008

PANGKUR dan SINOM KERTAGAMA

PANGKUR KERTAGAMA
dening moch djoko yuwono


Y-ekti sun atur uninga
A-mrih enggal kasumurupan sami
Y-ayasan kabudayan gung
A-nami Kertagama
S-etya marang kagunan kang adiluhung
A-nuntun mring sadaya
N-enggih lampah guna yekti


SINOM KERTAGAMA

K-agunan ingkang werni-werna
E-di kang sarwa rinakit
R-inengga tata prayoga
T-inayasa tebih manjing
A-ngambah beh nagari
G-umawang kahananipun
A-damel kanugrahan
M-iwah rahayuning nagri
A-ngulati jatining urip bebrayan

Artinya:

Saya sampaikan dengan tulus
Untuk diketahui oleh khalayak
Yayasan tentang kebudayaan luhur
Bernama Kertagama
Setia terhadap ajaran adiluhung
Membimbing bagi semuanya
Perihal jalan hidup yang sangat bermanfaat

Pengetahuan yang beraneka warna
Serba indah terangkai
Berhias sikap santun
Senantiasa jauh merasuk
Merambah ke seluruh pelosok tanah air
Berkilaulah keadaannya
Menjadikan suatu anugerah
Serta keselamatan negara
Mencari kesejatian hidup bersama

SISTEM PENANGGALAN JAWA

Sistem Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistem penanggalan lainnya. Ini membuktikan adanya ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya, termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia yang dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan Jawa sebagai berikut:

1. Pancawara – Pasaran
Perhitungan hari dengan siklus 5 harian :
1. Kliwon (Kasih)
2. Legi (Manis)
3. Pahing (Jenar)
4. Pon (Palguna)
5. Wage (Kresna/Langking)
6. Sadwara (Paringkelan,

2. Sadwara - Paringkelan
Perhitungan hari dengan siklus 6 harian:
1. Tungle (Daun)
2. Aryang (Manusia)
3. Wurukung (Hewan)
4. Paningron (Mina/Ikan)
5. Uwas (Peksi/Burung)
6. Mawulu (Taru/Benih)

3. Saptawara – Padinan
Perhitungan hari dengan siklus 7 harian :
1. Minggu (Radite)
2. Senen (Soma)
3. Selasa (Anggara)
4. Rebo (Budha)
5. Kemis (Respati)
6. Jemuah (Sukra)
7. Setu (Tumpak/Saniscara)

4. Hastawara – Padewan
Perhitungan hari dengan siklus 8 harian :
1. Sri
2. Indra
3. Guru
4. Yama
5. Rudra
6. Brahma
7. Kala
8. Uma

5. Sangawara – Padangon
Perhitungan hari dengan siklus 9 harian:
1. Dangu (Batu)
2. Jagur (Harimau)
3. Gigis (Bumi)
4. Kerangan (Matahari)
5. Nohan (Rembulan)
6. Wogan (Ulat)
7. Tulus (Air)
8. Wurung (Api)
9. Dadi (Kayu)

6. Wuku
Perhitungan hari dengan siklus mingguan dari 30 wuku:
1. Sinta
2. Landhep
3. Wukir
4. Kurantil
5. Tolu
6. Gumbreg
7. Warigalit
8. Warigagung
9. Julungwangi
10. Sungsang
11. Galungan
12. Kuningan
13. Langkir
14. Mandhasiya
15. Julungpujud
16. Pahang
17. Kuruwelut
18. Marakeh
19. Tambir
20. Medhangkungan
21. Maktal
22. Wuye
23. Manahil
24. Prangbakat
25. Bala
26. Wugu
27. Wayang
28. Kulawu
29. Dhukut
30. Watugunung

7. Sasi Jawa – ada 12:
1. Sura
2. Sapar
3. Mulud
4. Bakdomulud
5. Jumadilawal
6. Jumadilakhir
7. Rejeb
8. Ruwah
9. Poso
10. Sawal
11. Dulkangidah
12. Besar

8. Tahun Jawa – ada 8:
1. Alip
2. Ehe
3. Jimawal
4. Je
5. Dal
6. Be
7. Wawu
8. Jimakir

9. Windu – umurnya 8 tahun:
1. Adi (Linuwih)
2. Kuntara
3. Sengara (Panjir)
4. Sancaya (Sarawungan)

10. Lambang – umurnya 8 tahun jumlahnya ada 2:
1. Lambang Langkir
2. Lambang Kulawu

11. Kurup – umurnya 15 windu atau 120 tahun, ada 7 kurup (menurut tanggal 1 Suro tahun Alip):
1. Senen (Isananiyah)
2. Selasa (Salasiyah)
3. Rebo (Arbangiyah)
4. Kemis (Kamsiyah)
5. Jemuwah (Jamngiyah)
6. Setu (Sabtiyah)
7. Akad (Akdiyah)

12. Mangsa - jumlahnya 12:
1. Kasa (Kartika)
2. Karo (Pusa)
3. Katiga (Manggasri)
4. Kapat (Setra)
5. Kalima (Manggala)
6. Kanem (Maya)
7. Kapitu (Palguna)
8. Kawolu (Wisaka)
9. Kasanga (Jita)
10. Kasepuluh (Srawana)
11. Kasewelas (Sadha)
12. Karolas (Asuji)

Sistem Penanggalan Jawa juga disebut Penanggalan Jawa Candrasangkala atau perhitungan penanggalan bedasarkan peredaran Bulan mengitari Bumi. Petungan penanggalan Jawa sudah dicocokkan dengan penanggalan Hijriah. Namun demikian, pencocokkan ini bukanlah menjiplak sepenuhnya, karena juga memperhunakan perhitungan yang rumit oleh para leluluhur kita.

Ada perbedaan hakiki antara sistem perhitungan penanggalan Jawa dengan penanggalan Hijriah. Perbedaan yang nyata adalah pada saat penetapan pergantian hari ketika pergantian bulan. Candrasangkala Jawa menetapkan bahwa pergantian hari ketika pergantian bulan waktunya adalah tetap yaitu pada saat matahari terbenam (pukul 17:00-18:00), sedangkan pergantian hari ketika pergantian bulan pada penanggalan Hijriah ditentukan melalui Hilal dan Rukyat.

[Sumber: http://sekarjagad.net]